Pertontonkan Gaya Berpolitik Ugal Ugalan, GPMN: Awas Gen Z Sudah Melek Politik

Siap –Polemik terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia Capres dan Cawapres hingga putusan MKMK yang menyatakan ada pelanggaran etik berat sehingga Anwar Usman dicopot jabatannya semakin membuat generasi milenial saat ini atau lebih dikenal dengan generasi Gen z melek politik.

Pasalnya, dengan adanya polemik tersebut semakin memperlihatkan cara berpolitik yang tidak sehat alias menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

Demikian dikatakan Ketua Umum GPMN Dady Palgunadi yang juga tergabung dalam Gerakan Aktivis (GERAK) 98 melalui sambungan telpon selulernya, Rabu 8 November 2023 malam.

"Ini sangat berpengaruh kepada pandangan Gen Z, karena meraka selalu dipertontonkan cara cara yang diluar kewajaran seperti ini," katanya.

Lebih lanjut Dady mengatakan, mungkin jika kita melihat beberapa tahun kebelakang, para Gen Z ini cenderung apatis dengan isu politik apapun, terlebih menjelang pemilu.

Namun saat ini, kata Dady, situasinya telah banyak berubah, buktinya jika kita lihat di media sosial yang lekat dengan gaya hidup gen z, sekarang banyak yang sudah melek politik.

"Artinya, isu apapun yang digulirkan saat ini dapat berpengaruh terhadap cara pandang mereka, terlebih dalam memilih calon pemimpin seperti capres dan cawapres," katanya.

Lebih lanjut Dady mengatakan, berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap untuk Pemilu 2024 yang ditetapkan KPU RI sebesar 204.807.222 dan 52 persen dari jumlah tersebut adalah pemilih muda.

Pemilih pemula adalah mereka yang akan memasuki usia memilih dan akan menggunakan hak pilihnya untuk pertama kali dalam pemilu.

Dengan siklus pemilu di Indonesia yang digelar setiap lima tahun sekali, maka kisaran usia pemilih pemula adalah 17-21 tahun.

"Artinya, suara gen z ini sangat mendominasi untuk perolehan suara dalam pemilu, jika terus dipertontonkan hal seperti ini, maka mereka akan lebih mengerti siapa yang harus mereka pilih," tandasnya.