Rocky Gerung soal Gibran Jadi Cawapres, Benarkah Pilpres Dipastikan Curang?
- Tangkapan layar channel YouTube Rocky Gerung Official
Siap – Pengamat politik, Rocky Gerung melontarkan pernyataan yang cukup menohok soal ditariknya putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.
Disitat dari channel YouTube Rocky Gerung Official, menurut dia, wacana tiga periode Jokowi adalah titik mula upaya untuk menghianati konstitusi.
"Jadi memang mulai terjadi buka-bukaan untuk menerangkan siapa sebetulnya yang memulai upaya untuk menghianati. Jadi pasti akan ditulis banyak dari luar negeri. Mereka (peneliti luar) juga ingin menjadikan itu sebagai tesis disertasi," katanya dikutip siap.viva.co.id pada Senin, 30 Oktober 2023.
Rocky Gerung mengatakan, bahwa tanda-tanda dinasti politik itu semakin kental terasa ketika isu wacana tiga periode Presiden Jokowi mencuat.
"Dari awal ada desain untuk menjadi otoriter dan itu mungkin bisa kita sebut sebagai awal dari perilaku ugal-ugalan atau perilaku tercela dari Presiden Jokowi," tuturnya.
Baca Juga: Analisis Rocky Gerung: Firli Bahuri, Boneka Politik yang Gagal Membendung Anies Maju Capres 2024
Mantan dosen UI itu meyakini, wacana tiga periode tersebut bukan lahir dari menteri, apalagi anggota legislatif.
"Nggak mungkin tiba-tiba kroco-kroco (menteri) itu kasih ide tiga periode. Jadi kelihatannya itu memang dari awal diniatkan oleh Jokowi, dan kita bisa tarik ujungnya akhirnya seluruh proyek itu berujung pada Gibran," katanya.
"Jadi Jokowi bukan soal jalan-jalan tol aja, tapi jalan kekuasaan," sambungnya.
Tentu, lanjut Rocky Gerung, Jokowi yang pertama kali punya kepentingan.
"Pasti logikanya begitu. Artinya orang yang ketagihan, orang yang belum puas maka dia tambah satu sloki, dia tambah minum yang masih bisa memuaskan dia," katanya.
Baca Juga: Perang Intel! Mahfud MD Ternyata Sudah Deteksi Pergerakan Gibran Sebelum Cawapres, Nih Bocorannya
"Jadi kekuasaan itu memang ketagihan. Jokowi orang yang dari awal ketagihan. Lihat dari awal dia menikmati kekuasaan dari wali kota, terus jadi gubernur terus jadi presiden. Dia ingin terus-menerus berkuasa, ini disebut ketagihan kekuasaan."
Rocky Gerung menduga, upaya cawe-cawe politik itu berlanjut soal Gibran.
"Jokowi dari awal merancang dirinya untuk diktator. Penampilannya kerakyatan tapi karakternya otoriter," katanya.
Dirinya pun khawatir, pemilu nanti akan diwarnai kecurangan.
"Tapi kita percaya bahwa dalam keadaan khusus selalu ada lilin kecil untuk menerangi akal sehat bangsa ini. Karena orang semacam SBY tahu rumitnya nanti terjadi krisis konstitusi akibat banyak yang protes Gibran dijadikan wapres, tanpa melalui prosedur yang masuk akal," katanya.
Baca Juga: Munarman Eks Jubir FPI Ngaku dapat Info Akurat soal Zionis Ireng: Jadi Saya Mohon
Karena itu, menurut dia, mantan Ketua Mahkamah Kontitusi (MK) Jimly Asshiddiqie mulai diminta untuk betul-betul mengarahkan pemeriksaan pada hal-hal yang terbuka, bukan lagi menegur secara administrasi terkait putusan yang meloloskan Gibran sebagai cawapres.
"Bahwa Gibran dipaksa oleh bapaknya untuk menata seluruh alat Pemilu. Jadi kecurangan itu akan dibebankan pada Gerindra, pada Pak Prabowo. Saya kira Pak Prabowo juga memikirkan soal-soal itu," kata Rocky.
Karena menurutnya, keadaan di kita hari ini betul-betul orang nggak percaya Pemilu ini akan berjalan jujur dan adil.
"Jadi sebetulnya ini soal-soal yang kita bisa pastikan. Kita percaya bahwa ada kesempatan untuk memperbaiki bangsa ini melalui kasus Mahkamah Konstitusi alias kasusnya Gibran," kata Rocky Gerung.