Oknum Kepala Dinas di Halmahera Barat Diciduk Polisi Gegara Diduga Lakukan Penganiayaan
- Istimewa
Siap –Sejumlah oknum ASN di Halmahera Barat yang viral lantaran diduga menganiaya atau mengeroyok warga akhirnya diamankan oleh aparat kepolisian.
Diketahui, Polres Halmahera Barat telah menangkap dua orang terkait kasus pemukulan warga yang menyampaikan aspirasi kelangkaan minyak tanah.
Kadis Disperindagkop UKM Halmahera Barat, beeinisial DB beserta seorang staf bernama SB diamankan Polres Halmahera Barat.
Hal itu disampaikan Kapolres Halmahera Barat, AKBP Erlichson.
Erlichson menjelaskan terkait dugaan kasus penganiayaan ini akan ditindaklanjuti.
Selain itu korban atas nama Hardi juga sudah melaporkan, dan sudah mengantongi bukti berupa video penganiayaan.
"Kasus ini akan kita proses cepat, semua saksi akan diperiksa dan ada juga bukti rekaman."ungkapanya kepada wartawan seperti dikutip Tribune Ternate, Kamis 9/1/2025.
"Tinggal kami naikkan sidik, untuk ditetapkan siapa tersangka dalam kasus ini, "sambungnya.
Seraya menegaskan jika sudah ada tersangka, maka kasus ini secepatnya dilimpahkan ke Kejaksaan.
Sebelumnya diberitakan, Jagat media sosial lagi lagi dihebohkan dengan kemunculan sebuah potongan video yang memperlihatkan aksi pemukulan ASN di Halmahera Barat Maluku Utara terhadap seorang warga yang tengah melakukan demonstrasi.
Video tersebut pun viral di media sosial platform X dan berhasil menyita perhatian publik Dalam video yang beredar tersebut terlihat, seorang yang mengenakan kaos panjang berwarna hitam dan celana jeans dikroyok oleh dua orang berkemeja putih.
Satu orang tampak memegangi pria, satu lainnya memukuli.
Pria yang dipukuli mencoba memberikan perlawanan, namun kembali menerima jotosan pria bercelana cokelat.
Video berdurasi satu menit itu dibagikan akun X @Heraloebss.
"Seorang ASN (Kadis Perindakop) aniaya warga karena tak terima kantornya didemo soal kelangkaan minyak tanah (8/1/2025)," tulis akun tersebut.
Kekinian dikabarkan bahwa kasus pemukulan itu diduga dilakukan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Halmahera Barat.
Sementara peristiwa itu terjadi di Kantor Disperindagkop Halmahera Barat, Rabu (8/1/2025).
Kejadian bermula saat Hardi datang ke kantor Perindagkop di Desa Hatebicara, Kecamatan Jailolo untuk menyampaikan aspirasi.
Aspirasi yang disampaikan Hardi warga yang dipukuli itu terkait kelangkaan minyak tanah di Halmahera Barat.
"Saya datang sendiri untuk aksi di Kantor Perindagkop, karena minyak tanah langka."katanya kepada wartwan seperti dikutip Tribun Ternate Kamis 9/1/2025.
"Jadi ada yang jual dengan harga tinggi, Rp9.000 sampai Rp10.000 per liter," sambungnya. Ia membawa megafon dan memasang spanduk berisi aspirasinya.
Namun, spanduk tersebut dilepas oleh seorang staf.
"Saya sampaikan kalau aksi ini saya sendiri jadi jangan buka spanduk, karena saya di sini hanya menyampaikan aspirasi," terangnya.
"Tapi setelah saya tempel spanduk itu Kadis perintah stafnya copot, saya hadang dan dari situ Kadis dan staf pukul saya," pungkasnya.
Usai kejadian tersebut, Hardi langsung membuat laporan ke kantor polisi terdekat.