Geger, Seorang Diduga Pegawai BPJS Kesehatan Ngaku Pakai Asuransi Swasta? Alasannya Bikin Geleng geleng

Potret ilustrasi
Sumber :
  • Istimewa

SiapBPJS Kesehatan yang dikabarkan memberlakukan aturan baru soal 144 penyakit yang diklaim tidak bisa langsung dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) mendadak jadi sorotan dan viral di media sosial.

Sontak dengan begitu, nantinya peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang didiagnosis terkena penyakit tersebut mau tidak mau harus mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).

"Pada intinya, 144 diagnosa itu tidak bisa langsung dirujuk ke faskes lanjutan dan harus tuntas di faskes 1," tulis pengunggah akun @dha

SiapBPJS Kesehatan yang dikabarkan memberlakukan aturan baru soal 144 penyakit yang diklaim tidak bisa langsung dirujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) mendadak jadi sorotan dan viral di media sosial.

Sontak dengan begitu, nantinya peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang didiagnosis terkena penyakit tersebut mau tidak mau harus mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).

"Pada intinya, 144 diagnosa itu tidak bisa langsung dirujuk ke faskes lanjutan dan harus tuntas di faskes 1," tulis pengunggah akun @dha

i TikTok seperti dikutip Kamis 2/1/2025.

Sontak hal tersebut menuai reaksi beragam dari warganet.

Tak sedikit netizen yang membahas pelayanan BPJS Kesehatan yang kurang baik. Terutama soal kecepatan pelayanan yang dinilai masih perlu diperbaiki.

Nah kekinian, ditengah viralnya kabar tersebut, seorang diduga pegawai BPJS Kesehatan justru mengaku mereka malah menggunakan asuransi swasta. Unggahan tersebut diketahui melalui unggahan akun seorang dokter.

Dalam akun media sosialnya instagramnya dokter tersebut yakni drg.

embagikan pengakuan dari seorang yang diduga pegawai BPJS Kesehatan yang menuliskan di media sosialnya.

"ljin dok, sebagai karyawan BPJS Kesehatan kami emang dapet asuransi swasta non BPJS dari kantor karena mungkin alasan kecepatan pelayanan. Jadi bukan karena bpjs jelek ya dok, mohon diklarifikasi," tulis seorang diduga pegawai BPJS Kesehatan.

Hal ini pun ditanggapi oleh drg.

asalnya apa yang disampaikan seorang pegawai BPJS tersebut seolah berbanding terbalik dengan yang selama ini diberlakukan ke masyarakat.

"BPJS ini lucu, bikin produk asuransi kesehatan dan MEWAJIBKAN semua orang ikut. Bahkan pengurusan dokumen2 penting juga mewajibkan orangnya punya BPJS. Ini asuransi atau pajak sih sebenernya? Kok wajib? Aku juga ga bilang BPJS jelek kok, aku bilang bahwa aku mendukung program ini JIKA DIJALANKAN DENGAN BAIK," ujar dia.

Ia pun menganalogikan seperti seorang penjual makanan yang tak pernah memakan barang dagangannya. Sementara orang lain diwajibkan membayar iuran, untuk menggaji dan membayarkan asuransi swasta milik pegawai BPJS Kesehatan.

"Masa kerja di perusahaan asuransi kesehatan tapi pakenya asuransi lain?Lha kami2 ini berarti bayar iuran BPJS selain untuk menggaji bapak/ibu yg kerja disana juga masih harus bayarin asuransi swastanya bapak /ibu dong. Pantesan naik terus dong ya iuran yg harus kami bayar," ucapnya.

Postingan ini pun dibagikan di akun X dengan tanggapan yang juga beragam. Tak sedikit yang bertanya-tanya soal hal tersebut.

"Lihat coba salah satu karyawannya berbicara. Alasan pake asuransi swasta karena KECEPATAN PELAYANAN. Dia tau produknya LAMBAT, bukannya memperbaiki malah pake PRODUK LAIN. Wkwkwkwkwkwkk," tambah @bel****.

"Ini kan logika khas pejabat dan orang penting lainnya. Klo ada yg nyusahin rakyat, bukannya dia benerin tapi dia sendiri harus dikecualikan, diistimewakan, didahulukan, dipinjemin strobo," tambah @wand****.

"Yang paling kesel adalah gaji mereka itu diambil dari dana kelolaan iuran. Itu pegawai BPJS udah kita bayarin gajinya malah ngelunjak minta bayarin asuransi kesehatan swasta lain. Harusnya mereka yg pakau asuransi swasta lain ya bayar mandiri laaaah. Kan udah dpt BPJS juga," ungkap @pri****.

"Oalah pantesan aja pelayanan pengguna BPJS tidak ada perubahan, wong pegawai BPJSnya ga menggunakan, jd mana tau rasanya antri panjang pas mau berobat, dimana2 pemilik produk harus pakai produknya jgn nyuruh orang lain Makai tp dia sendiri ga pakai," ucap @din****.

Namun demikian hal tersebut belum terkonfirmasi.