Ternyata Begini Penampakan Mesin Diduga untuk Cetak Uang Palsu di UIN Makassar
- Istimewa
Siap –Pengungkapan kasus peredaran dan produksi uang palsu di dalam lingkup kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar terus bergulir.
Kekinian, aparat kepolisian Polres Gowa telah menetapkan 15 orang menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Dari 15 orang tersebut, sembilan telah diamankan.
Sementara tersangka lain sedang dalam perjalanan menuju Polres Gowa.
"Saat ini kami sudah mengamankan 15 tersangka. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju (Sulbar) (dan) satu perjalanan dari Wajo," ujar Kapolres Gowa, Ajun Komisaris Besar Ronald TS Simanjuntak, kepada awak media seperti dikutip Senin 16/12/2024.
"(Tidak menutup kemungkinan) masih ada lagi tersangka lanjutnya. Kami minta sabar dulu, masih kami kembangkan," sambungnya.
Selain tersangka, kata Ronald, pihaknya juga telah mengamankan beberapa barang bukti.
Salah satunya mesin diduga digunakan untuk mencetak uang yang diamankan di dalam kampus Universitas Alauddin Makassar.
"Salah satu barang buktinya ada mesin cetak (diamankan)," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa awal pengungkapan ini terjadi pada sekitar awal Desember 2024 lalu.
Saat itu, ditemukan uang palsu sebesar Rp 500 ribu saat dilakukan transaksi di wilayah Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.
"Dari yang Rp 500 ribu kita kembangkan, sehingga kami temukan sejumlah Rp 446.700.000.Barang bukti yg kami temukan di salah satu kampus," katanya.
Uang ratusan juta yang diamankan tersebut berbentuk pecahan Rp 100 ribu.
Saat itu pula juga ditemukan barang bukti mesin pencetak uang di dalam kampus UIN Alauddin.
Hasil pengungkapan tersebut, ditambahkan Reonald, merupakan kolaborasi sejumlah untuk menginvestigasi uang palsu tersebut.
Seperti melibatkan pihak Rektor UIN Alauddin Makassar dan pihak perbankan seperti BI, BNI dan BRI.
"Kami melakukan berdasarkan join investigation. Penyidikan ini menggunakan teknologi atau scientific Investigation," ujarnya
"Kami juga melibatkan labfor, BI, BRI dan BNI juga kita libatkan. Kemudian kita libatkan juga terbantu dari Rektor universitas di Gowa," pungkasnya.
Meski demikian, Reonald mengaku saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan lebih jauh.
Dan kasus ini akan dirilis langsung secara resmi oleh pihak Polda Sulawesi Selatan