Massa Desak Presiden Prabowo Tendang Dinasti ‘Raja Jawa’ Tersebar di Media Sosial

Tangkapan layar massa desak Presiden Prabowo
Tangkapan layar massa desak Presiden Prabowo
Sumber :
  • Turn Back Hoax (Mafindo)

SiapPolemik soal istilah 'Raja Jawa' kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kali ini, sebuah video yang diunggah di kanal YouTubeKabar Akurat mengklaim adanya aksi massa yang mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menendang dinasti 'Raja Jawa', yang kerap dihubungkan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Video tersebut memuat klaim yang memicu kontroversi dan mengundang perhatian publik.

Video berdurasi 17 menit 06 detik ini menampilkan sampul foto yang menggabungkan gambar kerumunan massa yang sedang unjuk rasa, disertai dengan wajah Presiden Prabowo dan Jokowi.

Narasi video tersebut menyebutkan, “Aksi Massa Hari Ini Memanas, Desak Prabowo Tendang Dinasti Raja Jawa,” yang disertai label 'Breaking News'. Namun, video tersebut tidak mencantumkan informasi kapan dan di mana aksi tersebut berlangsung, serta siapa yang mengorganisirnya.

Namun, klaim dalam video tersebut ternyata adalah hoaks. Tim pemeriksa fakta dari Mafindo (TurnBackHoax) melakukan pengecekan dan menemukan fakta mengejutkan.

Ketika mereka mencari informasi lebih lanjut menggunakan kata kunci "aksi massa desak Prabowo tendang dinasti Raja Jawa" di mesin pencari Google, tidak ditemukan berita atau laporan yang relevan mengenai aksi massa tersebut.

TurnBackHoax juga menelusuri gambar sampul video dengan menggunakan alat pencarian gambar terbalik (Google Lens), dan hasilnya menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah hasil manipulasi yang menggabungkan beberapa foto berbeda. 

Selain itu, isi video yang dibawakan narator hanya mengulang-ulang berita-berita lama, seperti liputan mengenai ‘Open Jastip’ politik Jokowi dalam Pilkada 2024 dan berita tentang PDIP yang mengingatkan agar rakyat bebas memilih.

Meskipun video tersebut memanfaatkan judul yang sensasional, narasi yang disampaikan tidak didukung oleh fakta yang valid. 

Video itu jelas tidak dapat dipertanggungjawabkan sebagai sumber informasi yang kredibel. Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya aksi massa yang mendesak Prabowo untuk menendang dinasti 'Raja Jawa'.

Penyebaran informasi palsu semacam ini dapat menyebabkan kebingungan dan kerusakan kepercayaan publik. Penting bagi masyarakat untuk selalu memverifikasi setiap informasi yang beredar, terlebih yang berkaitan dengan isu politik yang rawan manipulasi.

Konten-konten hoaks seperti ini hanya memperburuk iklim perdebatan politik yang seharusnya berjalan secara konstruktif dan berbasis pada fakta yang jelas.