Jejak Langkah dan Warisan Raja Pertama Yogyakarta

Keraton Yogjakarta pada awal pendirian oleh Sultan Hamengkubuwono I
Sumber :
  • Dok/keratonjogja.go.id

Pada tahun 1742, Istana Kartasura diserang dan diduduki oleh pemberontak. Pakubuwana II, kakak dari Pangeran Mangkubumi, terpaksa harus membangun istana baru di Surakarta.

Pada akhirnya, pemberontakan berhasil dihentikan oleh Kompeni Hindia Timur Belanda dan Cakraningrat IV dari Madura. Sisa pemberontak yang dipimpin oleh Raden Mas Said, keponakan Pakubuwana II dan Mangkubumi berhasil menguasai Sukawati, sekarang Sragen.

Pakubuwana II pun mengumumkan sayembara dengan hadiah tanah seluas 3.000 cacah bagi mereka yang mampu mengusir Raden Mas Said dan pemberontaknya dari Sukawati. Mendengar berita tersebut, Pangeran Mangkubumi bergerak. Ia berhasil mengusir Raden Mas Said tahun 1746.

Sesuai yang dijanjikan, seharusnya Pangeran Mangkubumi mendapat hadiah tanah seluas 3.000 cacah. Akan tetapi, dihalang-halangi oleh Patih Pringgalaya yang menghasut raja untuk membatalkan perjanjian sayembara. Masih belum berakhir dengan masalah tersebut, datanglah Gubernur Jenderal VOC Baron van Imhoff yang semakin memperkeruh suasana.

Ia mendesak Pakubuwana II untuk menyewakan daerah pesisir kepada VOC seharga 20.000 real untuk melunasi utang keraton kepada Belanda. Mangkubumi menentang hal tersebut.

Akibatnya, terjadi pertengkaran di mana Baron menghina Mangkubumi di depan umum. Karena merasa sakit hati, Mangkubumi pergi meninggalkan Surakarta bulan Mei 1746. Ia menggabungkan diri dengan Mas Said sebagai pemberontak.

Perang Suksesi Jawa III Perang antara Mangkubumi dengan Pakubuwana II yang didukung oleh VOC disebut sebagai Perang Suksesi Jawa III.