Wali Kota Depok Singgung Qori Cabutan: Ini Bukan Tarkam!

Wali Kota Depok, Mohammad Idis soal qori
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengakui, masih ada saja pihak-pihak yang mengandalkan qori (pelantun Al Quran) cabutan, yang sengaja disewa demi untuk memenangkan kejuaran MTQ tingkat daerah.

"Ada aja gitu, ada aja. Ya memang itu nggak ada aturannya. Boleh nggak boleh, nggak ada aturannya dari pusat," katanya saat membuka kejuaran MTQ tingkat Kota Depok pada Selasa, 25 Oktober 2023.

Namun yang jelas, kata Idris, untuk di Depok tidak ada yang menggunakan joki qori cabutan.

Pihaknya pun telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah adanya kecurangan tersebut.

"Ikhtiar manusianya begitu. Jadi sesuaikan pesertanya ber KTP kecamatan masing-masing. Itu ikhtiar manusianya ya. Mudah-mudahan jujur," ujarnya.

Bahkan, ia memastikan para peserta yang mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di Kota Depok ini juga telah melalui tahap seleksi panitia.

"Iya sudah dicek oleh panitia," ujarnya.

Idris berharap, dari kegiatan ini, mereka akan menjadi wakil untuk mengikuti MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat.

"Secara moral spiritualnya ini jadi motivasi, pendorong, jangan sampai kita dibilang kaumnya nabi yang meninggalkan Al Quran," jelasnya.

Lebih lanjut ketika disinggung soal reward untuk para qori, Idris mengaku belum sampai pada tahap pemberian beasiswa.

"Tapi dari sisi memberikan penghargaan moral, psikologis mereka, mereka bisa pindah naik kelas gitu. Yang tadinya peserta sudah berkali-kali, sampai provinsi, bisa menjadi bagian daripada dewan juri, maka dewan juri juga harus ada regenrasi," katanya.

Kemudian, Idris juga berjanji, dirinya akan menyiapkan dukungan dari sisi penganggaran.

"Khususnya ada TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) ini yang mudah-mudahan bisa kita tingkatkan, kita perbaiki dari sisi penganggaran MTQ yang tidak hanya penganggaran pada saat kegiatan MTQ, tapi ada pembinaan dari awal."

Idris pun berharap, kedepannya qori asal Kota Depok bisa menjadi juara ditingkat nasional hingga internasional.

"Kalau tingkat provinsi memang kita belum sempat menjadi juara umum, ya paling pernah jadi 10 besar, tapi seringkali sih 15 besar," tuturnya.

Namun, tegas Idris, yang terpenting adalah kata kuncinya kejujuran dan peningkatan prestasi mereka dengan pembinaan.

"Kejujuran itu maksudnya jangan sampai qori yang sudah kita bina di sini jadi juara tapi diambil di negeri lain, diambil daerah lain, jangan sampai begitu," katanya.

"Kita bukan tarkam. Kita ini adalah prestasi membaca Al Quran," sambungnya.