Ketika Fenomena Joget Sadbor Bikin Kubu Petahana Depok Gelagapan
- Istimewa
Siap – Fenomena joget Sadbor yang dilakukan oleh sejumlah petani Sukabumi menjadi salah satu poin yang menyita perhatian dalam debat terbuka Pilkada Depok pada Minggu, 3 November 2024.
Itu bermula ketika pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok, Supian-Chandra melontarkan pertanyaan pada kubu lawan, Imam Budi Hartono (IBH) dan Ririn.
"Yang ingin tanyakan dari pasangan nomor urut satu (IBH-Ririn) adalah fenomena kemiskinan di mana joget Sadbor hari ini marak. Bagaimana pandangan pasangan nomor urut satu terhadap permasalahan ini?" tanya Supian Suri.
Pertanyaan ini sempat membuat kubu petahana itu bingung. Supian yang melihat gelagat tersebut kemudian buru-buru memberi penjelasan.
"Ini permasalahan teknologi dan permasalahan kemiskinan," katanya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, calon Wakil Wali Kota Depok nomor urut 01, Ririn Farabi mengakui, untuk mengatasi kemiskinan ini memang PR yang cukup berat.
"Tapi tentunya harus tahu data bahwa, kemiskinan Kota Depok adalah terendah sepulau Jawa, dan kemiskinan terendah keempat secara nasional," klaim Ririn.
"Namun untuk itu kita enggak berhenti di situ saja bahwa dengan adanya Imam-Ririn InsyaAllah sudah masukkan di dalam program, kita melanjutkan program KDS plus dan program kartu sakti yatim sejahtera, dan pemberian modal usaha bagi perempuan kepala keluarga dan perempuan pengusaha," jelasnya.
Sosok yang diusung oleh Golkar dan PKS ini berharap, dengan ini masyarakat Kota Depok dapat sejahtera dengan pemberian modal, sehingga kemiskinan yang ada.
"Walaupun tidak bisa dipungkiri ada, tapi tetap dengan prestasi yang ada tetap harus ditingkatkan, agar angka tetap menurun," tuturnya.
IBH menambahkan, terkait masalah sebuah fenomena di sebuah daerah ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Menurutnya, karena ini sudah globalisasi di mana pun ada sebuah fenomena pasti akan sampai juga ke Depok.
"Untuk itu memang penguatan-penguatan dari masalah persoalan-persoalan agama, di mana kami juga punya program memberikan dana insentif buat pembimbing rohani, baik pendeta, guru ngaji, dan lain sebagainya," kata dia.
Kemudian membuat bagaimana masyarakat paham tentang agamanya, sehingga bisa menjaga moralitasnya dan hal-hal yang tidak sesuai dengan budaya, itu bisa kita atasi melalui pemahaman agama," sambungnya.
Angka Kemiskinan
Merespon omongan tersebut, calon Wali Kota Depok nomor urut 02, Supian Suri menegaskan, bahwa masalah kemiskinan adalah persoalan serius yang harus diselesaikan.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, kemiskinan kita persentasi kecil, tetapi jumlah miskin kita banyak. Artinya 61.950 orang ini bukan angka yang sedikit, harus benar-benar dimaksimalkan untuk menyelesaikan permasalahan ini," kata Supian.
Menurutnya, data ini harus akurat.
"Dan cerita kartu hari ini rasanya juga sudah tidak relevan lagi, yang paling penting adalah bagaimana kita punya data, bagaimana kita punya program yang benar-benar dirasakan oleh seluruh masyarakat Depok," jelasnya.
Kemudian, lanjut mantan Sekda Depok itu, terkait dengan fenomena Sadbor ini juga menjadi permasalahan tersendiri.
"Bagaimana teknologi ini juga harus kita edukasi masyarakat, sehingga tidak terjebak pada permasalahn seperti yang terjadi di Sukabumi terkait dengan joget Sadbor ini," kata dia.
"Kami berharap, semua warga Depok juga merasakan arti dari pembangunan, sehingga program-program itu tidak hanya dirasakan hanya sekelompok kecil, tetapi juga dirasakan oleh seluruh masyarakat Kota Depok," tegasnya.