Tentara Israel Bombardir Markas UNIFIL, PBB: Tidak Boleh Jadi Sasaran Serangan

Kekejaman Israel part 2
Sumber :
  • Istimewa

SiapDewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah menyatakan dukungannya terhadap pasukan UNIFIL di Lebanon selatan menyusul serangkaian serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (14/10) yang tidak secara khusus menyebutkan Israel, dewan yang beranggotakan 15 orang mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel dan tempat UNIFIL.

"Mereka mengingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB dan markas PBB tidak boleh menjadi sasaran serangan," tulis pernyataan tersebut seperti dikutip di Jakarta, 15 Oktober 2024.

"Mereka menegaskan kembali dukungan mereka kepada UNIFIL, menggarisbawahi perannya dalam mendukung ketidakstabilan regional."

Pernyataan itu muncul saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meningkatkan retorikanya terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB, dengan menyerukan mereka untuk memperhatikan permintaan Israel dan untuk sementara waktu menjauh dari bahaya.

Pemerintah Israel telah menuntut agar UNIFIL meninggalkan posisinya di Lebanon, tempat Israel telah meningkatkan operasi darat dan lokas pemboman besar-besaran yang telah menewaskan ratusan orang dan membuat seperempat penduduk negara itu mengungsi.

Pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pasukan Israel telah menyerang posisi mereka beberapa kali selama sepekan terakhir, dengan dua orang terluka setelah Israel menargetkan markas besar UNIFIL dua kali dalam periode 48 jam

Tank-tank Israel juga menghancurkan gerbang posisi UNIFIL selama akhir pekan.

Serangan tersebut telah dikecam secara luas, termasuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang mengatakan dalam sebuah unggahan media sosial pada Ahad, pekan lalu bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran hukum internasional dan merupakan kejahatan perang.

Pasukan PBB mengatakan mereka akan tetap berada di tempatnya, meskipun ada tekanan dari Israel agar meninggalkan posisinya.

"Kami akan tetap tinggal. Kami berada di selatan Lebanon berdasarkan mandat Dewan Keamanan, jadi penting untuk mempertahankan kehadiran internasional dan menjaga bendera PBB di wilayah tersebut," kata juru bicara PBB.

UNIFIL terdiri dari sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian dari lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia, India, dan Irlandia.