Jadi Pembunuh Nomor 1 di Indonesia, Awas Stroke dan Jantung Intai Usia Muda

Paparan dr David soal stroke dan jantung di RSUI Depok
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Penyakit jantung dan stroke menempati urutan pertama kasus penyebab kematian di Indonesia. Ironisnya, penderita saat ini tak sedikit dari kalangan usia muda.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 15 juta orang di seluruh dunia menderita stroke setiap tahun. 

Risiko stroke juga terbilang tinggi. Menurut WHO 1 dari 4 orang berisiko terkena. Lantas bagaimana di Indonesia? 

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, bahwa terdapat 638.178 orang yang menderita stroke, penyakit yang di Indonesia merupakan penyebab kematian kedua setelah jantung.

Stroke memiliki dampak yang luas baik secara ekonomi maupun sosial, yang akan membutuhkan perawatan medis lebih lama dan berbiaya besar. 

Data dari BPJS Kesehatan pada tahun 2018 menunjukkan stroke menghabiskan dana sebesar Rp 2,56 triliun.

Jika dahulu stroke identik dengan penyakit orang tua. Namun saat ini terdapat pola pergeseran epidemiologi stroke ke arah usia produktif. 

Selama satu dekade, terdapat peningkatan jumlah kasus stroke sebesar 67 persen pada usia muda. Angka yang tentunya tidak bisa dipandang sebelah mata.

"Jadi benar bahwa saat ini untuk stroke dan penyakit jantung itu masih nomor satu untuk penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia," kata dokter spesialis jantung dan stroke RSUI, dr David Pangeran pada Rabu, 25 September 2024.  

Bahkan menurut catatan dr David, penderitanya tak sedikit dari kalangan usia muda.

"Trendnya (anak muda kena stroke dan jantung) makin bertambah," tuturnya. 

Dokter David menyebut, ada banyak faktor yang mempengaruhi itu semua. Selain pola makan yang tidak sehat, hal lainnya adalah karena pola hidup, rokok, minuman beralkohol dan obseitas. 

"Ya mungkin zaman 30-40 tahun yang lalu di mana kita mobil bukan semua orang punya, relatif jalan kaki lebih banyak, makan yang lebih sehat gitu dibandingkan kalau sekarang," jelasnya.

"Selain itu kalau zaman sekarang kan kerjanya ebih banyak dalam gedung yang kurang dapat sinar matahari pagi. Jadi memang perubahan pola hidup ini, walaupun menambah kenyamanan hidup ya, tapi di sisi lain ada yang berkurang juga. Jadi kita harus perhatikan kesehatan juga," sambungnya. 

Terkait hal itu, dr David menyarakan agar menjaga pola hidup sehat secara teratur, di antaranya dengan mengurangi garam dan gula, serta kandungan yang banyak mengandung kolesterol. 

"Jadi kalau kita mau mencegah dari gorengan misalnya contoh, secara umum kalau kita tidak tahu dia gorengannya dari mana atau segala macam, ya kita takut." 

Adapun ketakutan itu, lanjut David, karena mungkin contoh minyaknya, misalnya masaknya kurang tepat atau pengunaan lebih dari dua kali. 

"Jadi itu akan mengubah kekimiannya, sehingga justru kolesterol yang ada di sana, kolesterolnya sudah tidak baik," kata dia.

Namun menurutnya, jika pemilihan jenis minyaknya tepat maka risiko yang ditimbulkan akan jauh lebih kecil. 

"Kolesterol juga tidak hanya dari minyak atau dari gorengan. Secara umum kalau kita bilang gorengan, ya tentu kalau kita salah minyaknya atau salah cara penggoreng, cara masaknya yang salah," ujarnya.  

Dokter David menerangkan, bahwa kolesterol bisa ditimbulkan dari hal lain, seperti dari lemak nabati ataupun dari lemak hewani.

Karena itu, stroke dan penyakit lainnya dapat dicegah dengan mempraktikan pola hidup dan diet yang sehat, antara lain membatasi konsumsi garam dan makanan yang mengandung lemak tidak sehat. 

"Batasi juga gula, serta lakukan aktivitas fisik atau olahraga selama 30 menit per hari sebanyak lima kali per minggu, dan hindari merokok dan alkohol," bebernya.

Lebih lanjut dr. David mengatakan bahwa menjaga pola makan sehat dapat menurunkan tiga faktor risiko penyebab stroke yaitu kadar kolesterol, berat badan berlebih dan tekanan darah tinggi. 

Makanan yang mengandung tinggi antioksidan dapat menjaga pembuluh darah tetap lentur dan sehat.

Pendekatan Baru Mencegah Stroke

Penyakit stroke merupakan penyakit, yang sebagian besar dipengaruhi oleh gaya hidup dan diet yang kurang sehat. 

Selain itu, Sania Royale Rice Bran merupakan minyak goreng yang tinggi antioksidan menjadi pendekatan baru dalam mencegah dan menurunkan risiko stroke serta memberikan manfaat kesehatan lainnya.

Studi membuktikan bahwa penggunaan rice bran oil dapat memberikan efek neuroprotektif (melindungi dari cidera atau kerusakan pada sel-sel otak atau neuron).

Serta mencegah terjadinya kematian sel otak, sehingga berkontribusi secara langsung terhadap penurunan risiko stroke.

Tentang Stroke

Sebagai informasi, stroke merupakan penyakit pembuluh darah otak. Definisi stroke menurut WHO adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak (global).

Biasanya, gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.