Soundtrack Avatar: The Last Airbender terinspirasi dari tari kecak Bali, Ternyata Begini Faktanya

Potret Avatar: The Last Airbender
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Baru baru ini jagat media sosial kembali dihebohkan dengan informasi soal soundtrack film Avatar: The Last Airbender terinspirasi dari tari kecak Bali.

Sontak hal tersebut menjadi viral di media sosial, dan kekinian kembali beredar kabar bahwa Komposer yang menggarap soundtrack Avatar: The Last Airbender, Jeremy Zuckerman, mengakui bahwa soundtrack film ini terinspirasi dari tari kecak Bali.

Hal itu diungkapkan melalui wawancara eksklusif di kanal YouTube Avatar: The Last Airbender.

Soundtrack tersebut merupakan instrumen yang digunakan dalam ending credit film ini.

Instrumen ini telah digunakan dalam Avatar versi animasi hingga live action.

Dalam wawancara tersebut, Zuckerman mengatakan bahwa instrumen itu terinspirasi dari nyanyian dalam tari kecak asal Bali yang berbunyi, “Cak cak cak".

Zuckerman menggabungkan nyanyian ala mantra tersebut dengan instrumen musik lainnya, sehingga menghasilkan suara yang unik.

Selain menjadi soundtrack ending di setiap episode Avatar, lagu ini juga sempat muncul di pertengahan salah satu episode kartunnya.

Instrumen tersebut sekaligus menjadi lagu ritual dari Sun Warriors ketika Aang dan Zuko hendak bertemu master pengendali api berwujud naga, yaitu Ran dan Shaw.

Sementara itu, tari kecak sendiri adalah pertunjukan drama-tari khas Bali.

Pentas seni ini menceritakan mengenai kisah Ramayana yang melibatkan banyak penari laki-laki.

Para penari akan duduk berbaris melingkar dan menyerukan "cak" sambil mengangkat kedua lengan.

Hal ini menggambarkan salah satu peristiwa dalam Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.

Tari kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya berada pada kondisi tidak sadar atau kesurupan.

Mereka melakukan komunikasi dengan Tuhan atau ruh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Tarian ini diciptakan oleh penari dari Bali, Wayan Limbak dan seorang pelukis dari Jerman, Walter Spies pada 1930-an.

Tarian ini diciptakan berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana.

Wayan Limbak kemudian memopulerkan Kecak saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali dari sanggarnya.

Hingga kini, tari kecak menjadi salah satu hiburan yang banyak diburu wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kepopuleran tarian kecak Bali juga menjadi inspirasi di ranah kesenian dunia, salah satunya inspirasi Jeremy Zuckerman untuk membuat instrumen soundtrack ending Avatar: The Last Airbender.