Berwisata Menelusur Jalur Kereta Api Sukabumi-Cianjur

Terowongan Lampegan, Cianjur.
Sumber :
  • wikimapia.org

Berdasarkan catatan sejarah, Terowongan Lampegan dibangun oleh perusahaan kereta api SS (Staats Spoorwegen) pada 1879 sampai 1882.

Adapun cerita di balik nama tersebut, Immanuel mengatakan berasal dari bahasa Belanda, "lampen aan" yang berarti "nyalakan lampu".

"Opa saya cerita itu berdasarkan literatur. Dulu saya punya catatan tentang itu. Tapi sekarang entah di mana," kata Immanuel.

Meski demikian, ia juga mengatakan di balik nama Lampegan ada juga yang mengungkapkan kata tersebut berasal dari ucapan van Beckman, "lamp pegang, lamp pegang.." (pegang lampunya..), saat memantau para pekerjanya yang sedang membobol bagian dalam terowongan yang tentunya gelap gulita.

Dikarenakan orang Sunda sulit melafalkan bahasa Belanda, akhirnya masyarakat sekitar menamai Lampegan.

"Tidak ada yang pasti, mana yang benar. Tapi yang pasti, Lampegan memiliki nilai historis," katanya.

Selain sejarah Terowongan Lampegan, kisah menarik lainnya adalah mengenai seorang ronggeng asal Karawang, Nyai Sadea.

Cerita hilangnya Nyai Sadea usai peresmian terowongan masih terjaga hingga saat ini.

Kisah tersebut terus berkembang di masyarakat Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Cianjur.

"Pada 1882, Terowongan Lampegan selesai dibangun. Untuk menghibur pejabat Belanda dan menak-menak Priangan, diundang Nyai Sadea dari Karawang," kata Immanuel.

Sadea, masih kata Immanuel, merupakan ronggeng kawakan pada saat itu.