Kutip Hadist Nabi, Wali Kota Depok Dorong Generasi Muda Berwirausaha: Harus Mabrur!

Wali Kota Depok, Mohammad Idris
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Wali Kota Depok, Mohammad Idris menegaskan, pihaknya siap mendukung generasi muda yang produktif, dan melahirkan sejumlah karya disegala bidang.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh para pelaku usaha usaha Saji Resto & Cafe, yang didirikan oleh kumpulan anak muda Kota Depok.

“Kenapa saya mengapresiasi dan memang harus digesa untuk kegiatan-kegiatan seperti ini,” katanya didampingi Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Depok, Elly Farida dikutip pada Senin, 20 November 2023.

Idris menjelaskan, berdasarkan data BPS, usia produktif di Kota Depok ada sebesar 71 persen yakni di kisaran usia 20 sampai 65 tahun.

"Nah 71 persen itu harus dianggap sebagai bonus demografi yang memang harus dikelola, dimanage dengan baik bagaimana kita memfasilitasi dan memberikan kesempatan anak-anak kita berkarya seperti ini," katanya.

Ia mengklaim, bahwa wirausaha baru atau WUB merupakan salah satu produk unggulan di Kota Depok.

"Program ini sudah merekrut 2.200 atau 2.300 wirausaha baru yang dilakoni oleh anak-anak muda dan emak-emak produktif,” katanya.

“Dan banyak emak-emak Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), itu yang suami dan anak-anaknya pada masa pandemi Covid-19 banyak yang wafat, kita berdayakan mereka di WUB,” sambungnya.

Menurut Idris, Saji Resto & Cafe juga bagian dari wirausaha yang harus diapresiasi dan didorong. Sebab, ini akan banyak merekrut para pekerja, sepertinya harus orang Depok artinya KTP Depok.

“Kalau memang tenaga ahlinya enggak ada di wilayah (Depok) harus merekrut sesuai ketentuan dari resto mereka, rekrut sesuai dengan profesionalitas,” jelasnya.

Lebih lanjut, dalam konteks keagamaan dalam berwirausaha juga terdapat hadits-nya. Yaitu, dalam melakukan usaha juga harus mabrur atau baik.

“Rasulullah pernah ditanya pekerjaan apa paling afdol, kata Rasulullah setiap pekerjaan yang kita lakukan sendiri, mandiri, entrepreneur, kerja dengan upaya kemandirian, dan setiap perdagangan transaksi-transaksi yang mabrur,” jelas dia.

“Ternyata dengan hadits ini tidak hanya haji yang mabrur, orang usaha juga harus mabrur atau baik dalam konteks keagamaan dengan pedoman tertentu dan juga dalam konteks kemanusiaan,” sambungnya.